“Semoga kita terus membuka hati kepada Roh Allah untuk dilahirkan secara baru sebagai Saudara Dina karena dengan cara inilah kita menginjili diri sendiri, Persaudaraan, Gereja dan dunia. Semoga Tuhan memberi Saudara Damai.”
Pesan singkat tersebut disampaikan oleh Pimpinan/Kustos OFM Papua Pater Wilhelmus Ireneus Gonsalit Saur, OFM kepada para saudara fransiskan di Tanah Papua dalam memperingati berdirinya atau beralih status dari Kustodi depended menjadi independed sejak 21 September 2008. Tentunya merupakan sebuah proses yang panjang sejak masuknya OFM di Tanah Papua. Walaupun demikian perubahan status hukum ini tidak serta merta memutuskan hubungan dan persaudaraan yang telah dibangun dengan Persaudaraan OFM di Provinsi Jakarta. Perubahan status ini tidak mengubah persaudaraan tersebut.
“Ketika masih status depended hanya bersifat terkait laporan. Ketika masih depended laporan diserahkan kepada minister provinsi tetapi sekarang independed Kustudi OFM Papua langsung mengirimkan laporannya ke General di Roma. Perbedaan lainnya adalah ketika ada thabisan imam harus meminta persetujuan minister provinsi di Jakarta, sekarang independed kustos sendiri yang menentukan pantas atau tidak dithabiskan menjadi imam. Ketika awal diminta pendapat atau persetujuan dari para saudara OFM di Papua terkait beralih status ini, ada beberapa saudara yang tidak setuju pada waktu itu tetapi ketika dijelaskan secara baik akhirnya para saudara menerimanya hingga saat kini sudah beralih menjadi Kustodi Independed,” jelas salah satu misionaris OFM di Papua Pater Nico Syukur Dister, OFM.
Ketika kita melihat perjalanan OFM di tanah Papua sudah begitu banyak hal yang dilakukan seperi tarekat atau ordo yang lainnya yang berkarya di Tanah Papua. Sekilas perjalanan misi di Papua dimulai pada tahun 1937 di daerah Kaimana Sorong, tahun 1950-an para misionaris OFM memperluas wilayah pelayanan di daerah pedalaman Papua seperti di Wilayah Keerom: Waris (1949), Amgotro (1952) dan Ubrub (1956), di Wilayah Danau Wissel (Paniai, TAge dan Tigi), di Wilayah Enarotali, Waghete, Kugapa, tahun 1951 di Ugapuga dan Epouto dan tahun 1952 di Modio dan selanjutnya di Timeepa, pada tahun 1957 di Bidogai, di Bidai (1958) dan Lembah Ilaga (1960), di Wilayah Pesisir Mimika pada tahun 1952, di Lembah Tsingga dan Nuemba pada tahun 1957, Wilayah Lembah Balim (1958), daerah Pegunungan Bintang (1959), di Apmisibil (1962). Dalam perjalanan dan pelayanan di Tanah Papua, sekarang Persaudaraan OFM Papua berkarya dan tersebar di 4 wilayah keuskupan di Tanah Papua (Keuskupan Jayapura, Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Timika dan Keuskupan Agats). Selain berkarya dan memberikan pelayanan di paroki-paroki, Persaudaraan OFM juga melayani di Rumah Sakit, dunia pendidikan, panti asuhan, merawat para ODHA dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Sejak menjadi Kustodi Independed, Kustos yang melayani para saudara OFM di Papua adalah Tahun 2008-2011 (Ptr. Gabriel Ngga, OFM), Tahun 2011-2014 (Ptr. Gabriel Ngga, OFM) dan 2014-2017 (Ptr. Wilhelmus Ireneus Gonsalit Saur, OFM).
“Bagi saya secara pribadi, karya pelayanan yang dilakukan oleh setiap saudara dan Persaudaraan semakin baik dan sangat luar biasa. Para saudara memberikan pelayanan yang sangat baik dalam karya pelayanan mereka. Dengan memberikan pelayanan tersebut, kami menunjukan identitas kami sebagai seorang fransiskan,” ungkap Pater Nico Dister, OFM ketika memberikan kesannya terkait pelayanan Persaudaraan OFM selama ini.
Karena bertepatan dengan “Hari Perdamaian Internasional”, maka Kustodi OFM Papua dalam perubahan status hukum tersebut diberi nama dengan Kustodi Fransiskus Duta Damai Papua. Seperti Bapa Fransiskus Assisi yang selalu memperjuangkan kedamaian dan keutuhan ciptaan di bumi ini diharapkan setiap saudara fransiskan juga memperjuangkan kedamaian di mana saja ia berada.
“Damai lahir dari hati yang bening karena dimurnikan dalam kelimpahan belaskasih dan kerahiman Allah”, kata Pater Gonsa Saur, OFM dalam ucapannya kepada para saudara dan kepada setiap insan yang merayakan Hari Perdamaian 21 September.
Selamat Merayakan Hari Lahir Kustodi VIII tahun untuk para saudara OFM di Tanah Papua.