Kunjungan Para Uskup Kepulauan Salomon dan PNG di Tanah Papua

Rombongan Para uskup yang tergabung dalam Asosiasi Uskup-Uskup se Kepulauan Salomon dan Papua New Guinea mengunjunggi para uskup di Tanah Papua. Kunjungan dipusatkan di Keuskupan Jayapura selama dua hari (8-9/4/2016).

Rombongan para uskup Kepulauan Salomon berjumlah 5 orang dan PNG berjumlah 17 uskup yang dipimpin langsung oleh Presiden Asosiasi Para Uskup PNG dan Kepulauan Salomon Mgr. Arnold Orowe.

Rombongan para uskup diterima oleh para uskup di Papua  Uskup Keuskupan Jayapura Mgr. Leo. Laba Ladjar, OFM, Uskup Keuskupan Asmat Mgr. Aloysius Murwito, OFM, Uskup Keuskupan Timika Mgr. John Philip Saklil, Pr, Uskup Keuskupan Manokwari Sorong Mgr. Hilarius Datus Lega, Pr dan Uskup Keuskupan Agung Merauke Mgr. Nicolaus Adisaputra, MSC.

Uskup Arnold Orowe mengatakan kunjungan rombonganya untuk melihat peluang dan masalah pelayanan pastoral. Kunjungan juga penting untuk membangun kerja sama antara gereja katolik di Papua dengan gereja Katolik di PNG dan Kepulauan Salomon.

Rombongan para uskup ini mengunjungi Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Fajar Timur Abepura, Seminari Menegah St. Fransiskus Asisi Waena, Bandara Sentani untuk melihat pelayanan transportasi milik lima keuskupan di tanah Papua pada Jumat (8/4/2016)

Rombongan para uskup ini juga mendengar penjelasan seputar masalah sosial, politik, ekonomi dan iman yang ada di Papua dari Uskup Leo yang dihadiri Uskup Aloysius Murwito dalam pertemuan di Aula Paroki Kristus Raja Katederal Jayapura, Sabtu (9/4/2016)

Lebih lanjut Uskup Arnold mengatakan, kunjungan dan penjelasan itu dapat menambah pemahaman para uskup PNG dan Kepulauan Salomon tentang perlayanan pastoral di Papua. “Kunjungan ini membuka pikiran, telinga dan hati kami,” ungkapnya kepada fransiskanpapua.net di Dok V Jayapura, Papua, (9/4/2016).

Uskup Arnold tidak akan memberikan komentar apapun atas penjelasan dan yang dilihatnya karya pastoral di keuskupan di tanah Papua. Karena, kata dia, komentar akan diputuskan bersama dalam pertemuan para uskup yang berkunjung dalam pertemuan bersama.

“Kami tidak mau berkomentar soal yang ada di sini. Kami tidak mau komentar sedikit pun,” tegasnya menolak pernyataan Ucan News soal isu politik dan HAM di Papua.

Menurut Uskup Arnold, kunjungan ini dilatarbelakangi pemikiran Gereja Katolik Papua Barat dan Papua Timur itu Satu. Gereja yang satu dalam satu daratan, satu lautan dan satu samudara yang terpisah karena garis perbatasan negara.

“Kita saudara dan saudari, satu daratan, bagian dari gereja universal yang utuh perlu saling berkujung, mendengar, menolong dan mendoakan satu dengan yang lain,” ujarnya.

Uskup Keuskupan Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM mengatakan kunjungan para uskup itu lebih pada melihat, bertanya dan menedengarkan penjelasan atas masalah pastoral di Papua.

“Mereka mau mendengarkan saja dari kami. Kami menjelaskan situasi yang ada di sini,” ungkapnya usai pertemuan dengan para uskup ini.

Lebih lanjut dijelaskan, situasi politik, hukum, keamanan dan hak asasi manusia telah dijelaskannya. Mereka sendiri juga melihat sendiri selama kunjungan dari 8-9 April 2016 di Keuskupan Jayapura.

Markus Haluk, tokoh pemuda Gereja Katolik mengatakan pihaknya berharap para uskup itu tidak hanya mendengar penjelasan tetapi juga melihat masalah yang ada di balik penjelasan itu.

Kata Markus, keinginan dan harapan rakyat Papua saat ini soal penentuan nasib sendiri. “Rakyat Papua mau merdeka dari Indonesia,” tegasnya.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *