“Allah memanggil semua orang untuk saling menghargai, agar orang saling menghormati hak orang lain dan agar orang memiliki hak untuk hidup”
Begitulah ungkapan Pastor Timotius Sefire, OFM ketika menyampaikan khotbahnya pada saat ibadah arwah, Rabu (18/11), di Aula Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur Jayapura, Papua.
Mengingat orang dan berdoa bagi mereka yang tidak bersalah yang menjadi korban konflik dan kekerasan merupakan perbuatan iman. Dalam rangka mengenang korban penembakan pada 8 Desember 2014, di Lapangan Karel Gobai, Enarotali, Kabupaten Paniai, Solidaritas Korban Pelanggaran (SKP) HAM Papua mengadakan ibadah bersama. Lebih lanjut Pastor Timo Sefire, OFM mengatakan setiap orang harus mesti berkorban demi keselamatan orang lain.
“Kita semua yang beriman dan percaya kepada Tuhan, kita harus rela berkorban demi orang lain. Ada orang yang senang bicara tetapi tidak melaksanakan apa yang dikatakannya tersebut,” jelas Pastor Timo.
Di dalam ibadah ini selain meminta keselamatan arwah bagi para korban penembakan, intensi doa lain yang disampaikan adalah meminta Tuhan untuk membuka mata hati dan telinga para pemerintah baik di tingkat daerah maupun pusat untuk segera menyelesaikan persoalan pelanggaran HAM, 8 Desember 2014. Hal ini terungkap di dalam doa yang disampaikan oleh Frater Jefri, OFM.
“Ya Bapa, kami berdoa bagi pemerintah kami baik pusat maupun daerah. Agar mereka dengan sungguh-sungguh menjalankan tugasnya dengan bijaksana sambil mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam menghadapi ketidakadilan hendaknya pemerintah tidak menutup mata hati mereka tetapi hendaklah mereka”, doa Frater Jefri.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator SKP HAM Penias Lokbere mengatakan, semangat solidaritas yang ditunjukan di dalam ibadah kiranya terus bertumbuh untuk bersama-sama mengawal proses penyelesaian kasus penembakan 8 Desember 2014 di Kabupaten Paniai.
Ibadah ini dihadiri oleh anggota SKP HAM Papua, para biarawan dan biarawati serta kaum rohaniwan.