“Sebuah tinjauan filsafat sosial Jhon Lock”
Oleh: Lian Hardiman, OFM
Pengantar
Pada zamannya, John Lock dikenal sebagai seorang politisi yang kuat dan pemikirannya cukup berpengaruh pada revolusi industri di Inggris dan revolusi politik di Prancis. Walaupun John Lock hidup sebelum revolusi industri, namun gagasan filosofisnya mendapat ruang khusus bagi sistem pemerintahan Inggris pada waktu itu. Ia adalah seorang filsuf empirisisme berkebangsaan Inggris yang lahir pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1704 . Secara teoiritis bahwa pemikiran John Lock cukup rasional dan berdampak positif bagi perkembangan masyarakat pada zaman itu. Namun sisi negative, pemikiran John Lock adalah menjadi pedoman bagi orang Inggris untuk menjadi budak bagi yang lain ketika mereka menjajah orang lain. Terlebih ketika mereka menjajah negara-negara di Amerika utara sebagai negara koloni mereka.
Dalam mengungkapkan etika berkecukupan, John Lock mengatakan bahwa baiklah kita mengelola sumber daya alam sesuai dengan kepe
rluan kita masing-masing, bukan atas dasar untuk menguasai. Setiap pribadi mengambil hasil alam sesuai dengan keperluannya. Jika kita mengambil bahan baku dari alam secara berlebihan itu berarti bahwa kita melanggar hak alamiah kita sendiri. Hak alamiah tersebut berkaitan dengan kebebasan manusia dan hak untuk memiliki.
Bertitik tolak dari pemikiran John Lock, penulis berpandangan bahwa baiklah juga manusia zaman sekarang sadar akan etika berkecukupan dalam menggunakan apa yang ada sesuai dengan proporsi. Yang ada pasti ada dan keberadaannya pasti memberikan nilai bagi yang memanfaatkan keberadannya, tanpa merusak keberadaan baik subjek maupun objek. Maka keberadaan sumber daya alam dan juga keberadaan objek lainnya pasti memberi nilai bagi kehidupan manusia. Karena itu baiklah kita menggunakan berdasarkan kebutuhan bukan berdasarkan kerakusan yang tak kunjung henti.
Sekilas Sejarah
Pada abad pertengahan di Eropa, terlebih khusus di Inggris, Perancis dan Jerman, muncul situasi yang cukup memprihatinkan. Peperangan, kekuasaan, dan harga diri menjadi akar persoalan. Di Inggris muncul revolusi industri yang membuat masyarakat kecil dipinggirkan dan kehilangan tanah sebagai tempat untuk memperoleh kehidupan akibat muculnya industri-industri besar. Petani dipaksakan untuk menanam tanaman yang dibutuhkan oleh produksi. Situasi sosial sudah berubah total. Gaya hidup masyarakat pun sudah berubah pula. Situasi ini dibuat oleh kaum feodal dan kapital. Akibatnya kehidupan masyarakat sudah tidak berpegang pada etika berkecukupan (khususnya kaum kapitalis dan kaum feodal), tetapi diselimuti oleh persaingan bebas untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya. Maka dampak yang paling menyedihkan adalah yang kaya tetap kaya dan yang miskin tetap miskin. Di sini terjadi kesenjangan dalam kehidupan sosial. Karena itu, di tengah situasi yang carut-marut itu membutuhkan lembaga pemerintahan yang pro kepada rakyat untuk melindungi kehidupan masyarakat yang tidak mendapat tempat yang layak. Selain di inggris, di Perancis pun terjadi revolusi, revolusi politik. Adanya ketidakstabilan politik di negeri. Dampak dari dua revolusi ini bukan hanya terbatas pada negara mereka masing-masing, tetapi berimbas sampai di Jerman. Hal ini disebabkan, adanya hubungan antara ketiga negara ini dan juga secara geografis cukup dekat.
Revolusi memang menuntut kehidupan masyarakat ke arah sebuah perkembangan atau kehancuran. Artinya bahwa yang mampu menghadapi sebuah revolusi dianggap sebagai sarana untuk menuju sebuah kemajuan. Namun yang tidak mampu akan menjadi batu sandungan untuk hidup di dalam kemiskinan. Maka untuk menghindari adanya kesenjangan dalam kehidupan masyarakat, revolusi bukanlah satu-satunya jalan menuju sebuh perubahan, tetapi baiklah membentuk sebuah konstitusi yang berlaku untuk umum tanpa ada perselisihan di antara anggota masyarakat. Semua masyarakat diperlakukan sama di hadapan hukum.
Etika Berkecukupan dan Konsumerisme
Etika berasal dari kata Yunani yaitu ethikos yang artinya adat, kebiasaan, praktek. Sebagaimana digunakan oleh Aristoteles istilah ini mencakup ide “karakter” dan disposisi. Sedangkan kata moralis dimasukan oleh Cicero dan dunia filsafat sebagai ekuivalen dari kata ethikus yang diangkat oleh Aristoteles . Kedua istilah ini menyiratkan hubungan dengan kegiatan praktis. Konsep etika berkecukupan yang dimaksudkan adalah menggunakan sesuatu berdasarkan keperluannya, bukan berdasarkan kebutuhan yang hanya untuk mencari sensasi. Maka untuk mewujudkan konsep ini perlu ada praktek dan gaya hidup yang harus memperhatikan eksistensi yang lain. Dan hendaknya menjauhkan segala macam sikap egoisme.
Zaman sekarang manusia susah untuk membangun etika berkecukupan dalam menjalankan hidupnya. Orang lebih suka menumpuk kekayaan tanpa memperhitungkan orang lain. Maka baiklah setiap pribadi berusaha untuk membangun etika berkecukupan agar masa depan kehidupan manusia tetap stabil. Etika berkecukupan pada dasarnya berlawanan dengan gaya hidup manusia zaman sekarang ini. Hal yang paling nampak dalam kehidupan manusia zaman sekarang adalah mengejar konsumerisme dan hedonisme tanpa memperhitungkan konsekuensi dari hasrat tersebut. Jika semua manusia mempunyai hasrat untuk mengejar nilai konsumerisme dan hedonisme serta gaya hidup yang lainnya maka dunia ini penuh dengan persaingan yang tidak sehat.
Ketika manusia hidup di dalam dunia persaingan maka sikap individualistis sangat tinggi. Komunikasi menjadi masalah yang sangat serius. Dalam pandangan Jurgen Habermas (seorang filsuf Jerman) bahwa komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia . Karena komunikasi merupakan kebutuhan dasar maka baikalh kita jangan menciptakan dunia ini berlawanan dengan kebutuhan dasar itu. Maka perkembangan dunia ini bukan untuk persaingan serta mengelola tanpa ada kepuasan serta sikap individualitas yang cukup tinggi melainkan menumbuhkan sikap saling melengkapi dan menahan hasrat untuk terus menumpuk harta kekayaan tanpa ada perhitungan terhadap keberadaan orang lain. Karena itu sarana komunikasi sebagai jembatan menuju sebuh komunikasi yang lebih efektid agar solidaritas kita sebagai manusia tetap terjaga. Ketika solidaritas tetap terjaga maka kenyamanan dalam kehidupan sosial juga pasti terjadi.
Seandainya setiap kita manusia membangun kehidupan berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan hasrat atau hawa nafsu untuk menumpuk kekayaan maka pasti tidak ada kemiskinan dan perbedaan kelas dalam kehidupan bermasyarakat. Namun pada kenyataannya bahwa dalam kehidupan sosial masih banyak masyarakat yang hidup di dalam kemiskinann. kemiskinan pasti tidak akan terjadi kalau sikap yang negative bisa dikendalikan dengan norma moral yang berlaku secara universal. Walaupun norma moral ditetapkan dan dihayati dalam kehidupan bersama, kemiskinan tetap terjadi. Lalu, apa yang menjadi persoalan utama. Yang menjadi persoalan utama terjadinya kemiskinan dan persoalan sosial lainnya adalah hawa nafsu manusia yang tak terkendalikan.
Hawa nafsu manusia zaman sekarang cukup berbahaya bagi keberadaan manusia yang lain di masa yang akan datang. Bisa saja generasi manusia dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan tidak merasakan udara segar atau bagaimana rasanya ketika berada di sebuh alam yang indah. Karena zaman sekarang banyak kaum bermodal mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan masa depan manusia itu sendiri. Maka baiklah kita menjaga keberadaan bumi ini dengan membangun etika berkecukupan, agar kedamain, kesejahteraan terwujud dalam kehidupan bersama.
Nilai dan Life Style
Antara nilai dan gaya hidup menjadi salah satu masalah dalam perkembangan kehidupan manusia zaman sekarang. Seringkali sebuh nilai dikorbankan karena kebutuhan terhadap gaya hidup yang semakin menggila. Seringkali tidak mampu membedakan mana yang menjadi prioritas dan mana yang menjadi hal sekunder dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan manusia yang paling nampak adalah soal life style. Kebutuhan terhadap gaya hidup bisa mempengaruhi aspek kehidupan yang sangat substansial dalam kehidupannya sebagai manusia. Seringkali antara gaya hidup dan nilai disatukan. Hal ini disebabkan nilai tidak mampu dimaknai lagi oleh manusia itu sendiri. Hal ini memunculkan sebuh pertanyaan baru, apa yang menjadi penyebabnya? Apakah dipengaruhi oleh perkembangan atau karena kemampuan manusia yang semakin kabur? Kembali kepada setiap subjek itu sendiri.
Untuk memulihkan kembali gaya hidup yang penuh dengan hasrat yang mempengaruhi substansi kehidupan itu sendiri, maka etika berkecukupan menjadi sebuh jawaban atas tindakan manusia yang tidak tepat itu. Kita harus berusaha untuk menanamkan nilai-nilai hidup yang benar dan tepat sesuai dengan apa yang disampaikan oleh John Lock sendiri yaitu menggunakan sesuatu sesuai dengan kebutuhan bukan sesuai dengan kerakusan. Etika berkecukupan tidak menjadi sebuh jalan keluar terhadap tindakan manusia yang penuh dengan hawa nafsu bila manusia tidak mau keluar dari sebuh persaingan.
Dunia sekarang adalah dunia persaingan. Karena itu segala macam apa yang dikejar oleh setiap individu lahir dari sebuah persaingan. Persaingan dalam arti bahwa mengapa yang lain bisa mendapatkan sesuatu dan sekarang saya tidak. Maka untuk mencapai target tersebut setiap subjek seringkali bertindak tidak sesuai dengan koridornya atau norma yang berlaku secar
a universal atau kelompok kategorial. Contoh pribadi yang bertindak tidak sesuai dengan norma adalah: para pejabat yang ingin menjadi kaya ia melakukan korupsi, gila kekuasaan atau jabatan dan tindakan penipuan lainnya. Hal ini mau menunjukkan bahwa demi sebuah gaya hidup maka moralitas dihancurkan. Oleh sebab itu John Lock melalui pemikiran filsafat sosialnya mengajak kita semua agar menggunakan sesuatu sesuai dengan proporsinya. Sebab bertindak sesuai dengan nilai yang tepat akan mendapatkan kebahagian yang kekal, walaupun masih dalam konsep eskatologis.
Penutup
Hidup adalah sebuh anugerah. Karena itu perlu mensyukurinya di setiap proses yang sudah dilalui dan akan lalui. Namun seringkali hidup itu berhadapan dengan situasi yang cukup kompleks dan bahkan putus asa dengan realitas yang dihadapi. Dalam menganalisa pemikiran John Lock berkaitan dengan situasi hidup manusia zaman sekarang yang sangat kental dengan sikap konsumerisme dan hendonisme maka diharapakan bisa menahan segala hasrat yang tidak baik serta membangun kehidupan sosial yang lebih baik lagi.
Kita seringkali tidak puas dengan apa yang ada pada kita, dan mengejar lebih dari apa yang ada. Perjuangan memang merupakan salah satu hal yang sangat positif dalam kehidupan manusia, akan tetapi di dalam perjuangan tersebut hendaknya jangan mengorbankan orang lain atau realitas yang ada di sektiar kita. Zaman sekarang banyak orang berlomba-lomba untuk berinvestasi di berbagai macam bidang. Dampak dari investasi tersebut adalah mengorbakan orang lain yang secara ekonomi tidak mampu untuk bersaing. Oleh sebab itu, baiklah ciptakan kehidupan berdasarkan kebutuhan yang tepat dan berguna tanpa merugikan orang lain. Namun ketika hasrat kita untuk menguasai tidak pernah berhenti atau tidak mampu untuk mengembalikan maka kehancuran tetap terjadi. Sikap hasrat untuk menguasai akan melahirkan sebuah destructif reality yang besar.