HUT Ke-52 tahun: STFT Fajar Timur Dipanggil untuk Mewartakan Damai

Oleh: Engelberto Namsa, OFM

Kilas Balik STFT Fajar Timur

Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur telah menjadi “garam dan terang bagi kehidupan masyarakat Papua, khususnya bagi perkembangan iman umat Katolik yang tersebar di seluruh wilayah Papua. “Fajar mulai menyingsing di Timur, menerangi Persada”, sepenggal syair lagu mars STFT Fajar Timur yang menggema di hati setiap insan yang menimbah ilmu di sana.

“Sang Fajar” yang terus merekah ditunjuk atau seiring dengan adanya STFT hingga saat ini. Tepat pada 10 Oktober 1967, melalui konferensi para uskup se-Irian Jaya, lembaga pendidikan ini didirikan dengan nama Akademi Teologi Katolik (ATK). Para pendiri ATK ini adalah Uskup Agung Merauke Mgr. Herman Tillemans MSC, Uskup Jayapura, Mgr. Dr. Rudolf Staverman OFM, Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Petrus van Diepen OSA.

Lembaga ini mulai didirikan pada sebidang tanah milik Keuskupan Jayapura yang terletak di jalan Yakonde dan jalan Sosiri, dengan tiga tenaga pengajar pertama yakni P. Dr. Herman Peters OFM sebagai Rektor, P. Dr. Andreas van Meegeren OSA dan P. Drs. Theo Janssen OFM. Lembaga pendidikan ini kemudian mengalami beberapa kali perubahan namanya, pertama pada tahun 1973, dari Akademi Teologi Katolik menjadi Sekolah Tinggi Teologi Katolik (STTK), tetapi kemudian diubah lagi menjadi Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur pada tahun 1984.

Tahun pertama akademiknya dimulai dengan dua belas mahasiswa, yang berasal dari tiga wilayah Keuskupan di Papua. Tujuan berdirinya pendidikan ini adalah untuk mendidik para petugas Gereja, baik awam (pria dan wanita), biarawan-biarawati maupun rohaniwan, baik untuk pelayanan Gereja maupun pelayanan terhadap umat Katolik secara keseluruhan. Dan 10 Oktober 2019, STFT Fajar Timur merayakan hari lahirnya yang ke-52 tahun. Usia yang terbilang matang dan dewasa. Sehari sebelum perayaan puncaknya, pada 9 Oktober 2018, seluruh civitas akademika STFT Fajar Timur mengikuti perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Ketua STFT Fajar Timur, Pastor Dr. Yanuarius Matopai You, Pr. Dalam homilinya, Pastor Yan mengajak semua keluarga besar STFT untuk bersyukur atas rahmat yang diterima selama ini. Bersamaan dengan itu juga, ada pemberkatan Mouseleum Pastor Dr. Neles Kebadabi Tebay, Pr. Almahrum adalah Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur yang meninggal pada April 2019.

 

STFT Fajar Timur: Sebuah refleksi

STFT Fajar Timur menjadi duta damai bagi Gereja Universal pada umumnya dan Gereja Papua pada khususnya. Menjadi duta damai berarti siap diutus pergi ke seluruh dunia. Semangat ini menjadi DNA dari setiap mereka yang menyelesaikan proses pendidikan dan pembinaan di lembaga ini. Belajar dari Yesus Kristus, Sang Pembawa Damai, STFT diharapkan mampu menunjang dan mengarahkan pembangunan untuk kemajuan lembaga–lembaga Gereja Katolik di Papua, khususnya di bidang moral, sosial dan intelektual. STFT diharapkan menjadi ‘Sang Fajar’ yang menerangi persada Papua dengan kasih Allah. Itu berarti STFT harus mampu menyerahkan segalanya seperti kasih Allah yang tak terhinga kepada setiap manusia dan alam ciptaan-Nya. Kesaksian iman akan belas kasih merupakan dasar hidup untuk kita semua seperti yang diteladankan oleh St. Fransiskus dari Assisi. Segala sesuatu yang kita lakukan, di mana pun kita berada, hendaknya kita lakukan hanya untuk kemuliaan Tuhan dan untuk kebaikan sesama.

Belajar dari Yesus yang selalu dan senantiasa berbelas kasih, yang selalu memberikan inspirasi atau semangat kepada kita untuk terus maju mewartakan kasih itu. Paus Fransiskus pernah berkata: “Bangunlah dunia! Jadilah saksi dan bertindak dan hidup secara berbeda! Para mahasiswa STFT Fajar Timur harus menjadi agen yang dapat membangun dunia”. Seruan paus ini cukup menantang, khusunya bagi para mahasiswa STFT untuk berani bersaksi melalui tindakan nyata dalam mewartakan belas kasih bagi sesame, seluruh ciptaan di Persada Papua.

Bagi saya, membagi kasih kepada sesama itu cukuplah sederhana yakni melalui kerasulan kehadiran dan seni mendengar. Menghadirkan diri di tengah umat yang begitu banyak, dengan berbagai latar belakang budaya, karakter adalah kunci untuk terus memajukan kasih itu. Selain itu membawa semangat hidup sebagai seorang anak-anak Tuhan. Hadir dan mendengarkan segala persoalan hidup umat di Persada Papua akan memampukan STFT sebagai ‘sang fajar’ yang menerangi masyarakat yang menjadi pasrah akan persoalan yang dihadapinya.

Kehadiran STFT sangat dibutuhkan untuk suatu pengembangan iman umat yang dilayani, perwujudan semangat belaskasih, ambil bagian dalam semangat kasih yang pernah diwartakan oleh Yesus. Kita yang sudah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus mempunyai suatu kewajiban untuk melaksanakan tugas ini, dalam situasi apapun kita harus berani untuk mewartakan damai itu. Kita harus berani keluar dari kenyaman hidup, keluar dari kebiasaan buruk, keluar dari rasa ego sehingga kedamaian itu bisa dirasakan oleh setiap insan manusia. Ketika STFT sungguh merasakan kedamaian itu maka kita mampu untuk membagikannya kepada sesama. Pelayanan ini membutuhkan komitmen, kesabaran, ketekunan dan Kasih Tuhan. Percaya dan yakin bahwa Tuhan pasti membantu setiap niat baik kita untuk mewartakan damai. Dan itulah semangat yang diharapkan dan tumbuh di setiap kita yang pernah ada di lembaga ini.

 

Selamat ulang Tahun STFT Fajar Timur yang ke-52 tahun.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *